1. Gaya Dispersi
Sejauh ini hanya
spesi-spesi ion dan molekul polar yang telah dibahas. Interaksi tarik-menarik
seperti apa yang ada antara molekul-molekul nonpolar? Untuk belajar menjawab
pertanyaan ini, perhatikan susunan yang ditunjukkan pada Gambar 11.4. Jika kita
menempatkan ion atau molekul polar di dekat suatu atom (atom molekul nonpolar),
distribusi elektron pada atom (atau molekul) itu akan terganggu dengan gaya
yang dilakukan oleh ion atau molekul polar tersebut. Dipol yang dihasilkan
dalam atom (atau molekul) itu disebut dipol terinduksi (induced
dipole) sebab pemisahan muatan positif dan negatif dalam atom (atau
molekul nonpolar) itu disebabkan oleh kedekatannya dengan suatu ion atau
molekul polar. Interaksi tarik-menarik antara ion dan dipol terinduksi
disebut interaksi ion-dipol terinduksi, dan interaksi tarik-menarik
antara molekul polar dan dipol terinduksi disebut interaksi dipol-dipol
terinduksi.
Kemungkinan momen dipol
akan terinduksi bergantung bukan hanya pada muatan ion atau kekuatan dipol
tetapi juga bergantung pada keterpolaran atom atau molekul. Keterpolaran (polarizability)
adalah kemudahan terganggunya distribusi elektron dalam suatu atom (atau
molekul). Umumnya, semakin banyak jumlah elektron dan semakin menyebar awan
elektron dalam atom atau molekul, akan semakin besar keterpolarannya. Yang
dimaksud dengan awan yang menyebar adalah awan elektron yang tersebar
dalam volume yang cukup besar, sehingga elektron-elektron tersebut tidak terikat
kuat oleh inti.
Keterpolaran
memungkinkan gas-gas yang mengandung atom atau molekul nonpolar (misalnya, He
dan N2) untuk mengembun. Dalam atom helium elektron-elektron
bergerak pada jarak tertentu dari inti. Pada saat tertentu mungkin saja atom
itu memiliki momen dipol yang dihasilkan oleh letak tertentu elektron-elektron
tersebut. Momen dipol ini disebut dipol sesaat karena dipol ini hanya
berlangsung selama sepersekian detik yang sangat singkat. Pada saat berikutnya
elektron-elektron itu berada pada tempat yang berbeda dan atom itu memiliki
dipol sesaat yang baru, dan seterusnya. Tetapi, jika dirata-ratakan terhadap
waktu (yaitu, waktu yang diperlukan untuk melakukan pengukuran momen dipol),
atom tersebut tidak memiliki momen dipol karena dipol-dipol sesaat saling
menghilangkan satu sama lain. Dalam kumpulan atom-atom He, dipol sesaat satu
atom He dapat menginduksi dipol pada setiap atom tetangga terdekatnya (Gambar
11.5). Pada saat berikutnya, dipol sesaat yang berbeda dapat menciptakan
dipol-dipol sementara pada atom-atom He di sekitarnya. Hal penting di sini
adalah bahwa interaksi semacam ini menghasilkan tarik-menarik antara atom-atom
He. Pada suhu yang sangat rendah (dan laju gerak atom yang turun),
tarik-menarik ini cukup untuk mengikat atom-atom itu, menyebabkan gas helium
untuk mengembun. Tarik-menarik antara molekul-molekul nonpolar dapat dijelaskan
dengan cara serupa.
Tafsiran mekanika
kuantum terhadap dipol-dipol sesaat ini dikemukakan pada tahun 1930 oleh Fritz
London, seorang fisikawan Jerman.London menunjukkan bahwa besarnya
tarik-menarik ini berbanding lurus dengan keterpolaran atom atau molekul.
Seperti yang kita harapkan, gaya tarik-menarik yang timbul sebagai hasil
dipol-dipol yang terinduksi sementara dalam atom atau molekul, yang
disebut gaya disperse (dispersion force), mungkin cukup
lemah. Hal ini tentu benar untuk helium, yang memiliki titik didih hanya 4,2 K,
atau -269oC. (Perhatikan
bahwa helium hanya memiliki dua elektron, yang terikat kuat dalam orbital 1s. Jadi, atom helium memiliki keterpolaran yang
kecil).
Gaya dispersi
biasanya meningkat dengan meningkatnya massa molar karena molekul-molekul
dengan massa molar yang lebih besar cenderung memiliki lebih banyak elektron,
dan kekuatan gaya dispersi akan meningkat dengan bertambahnya jumlah elektron.
Selain itu, massa molar yang lebih besar sering berarti bahwa atom yang lebih
besar distribusi elektronnya lebih mudah diganggu karena elektron-elektron
terluarnya kurang terikat pada inti. Tabel 11.2 membandingkan titik leleh
beberapa zat yang terdiri atas molekul-molekul nonpolar. Seperti yang
diharapkan, titik leleh meningkat dengan bertambahnya jumlah elektron dalam
molekul. Karena semuanya adalah molekul nonpolar, satu-satunya gaya
tarik-menarik antarmolekul yang ada adalah gaya dispersi.
Dalam banyak kasus,
gaya dispersi sebanding atau bahkan lebih besar daripada gaya dipol-dipol
antara molekul-molekul polar. Sebagai ilustrasi, bandingkanlah titik didih CH3F
(-78,4oC) dan CCl4 (76,5oC). Walaupun CH3F
memiliki momen dipol sebesar 1,8 D, zat ini mendidih pada suhu yang lebih
rendah daripada CCl4, suatu molekul nonpolar. CCl4
mendidih pada suhu yang lebih tinggi hanya karena mengandung lebih banyak
elektron. Sebagai hasilnya, gaya dispersi antara molekul CCl4 lebih
kuat daripada gaya dispersi plus gaya dipol-dipol antara molekul CH3F.
(Harap diingat bahwa gaya dispersi ada di antara spesi-spesi semua jenis,
netral atau memiliki muatan neto, apakah polar atau nonpolar).
2. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen (hydrogen
bond) adalah jenis khusus interaksi dipol-dipol antara atom hidrogen
dalam ikatan polar, seperti N-H, O-H, atau F-H, dengan atom elektronegatif O,
N, atau F. Interaksi ini ditulis
A-H…B
atau A-H…..A
A dan B mewakili O, N,
atau F; A-H adalah satu molekul atau bagian dari molekul dan B adalah bagian
dari molekul lain; dan garis titik-titik mewakili ikatan hidrogen. Ketiga atom
biasanya terletak pada satu garis lurus, tetapi sudut AHB (atau AHA) dapat
menyimpang hingga 30o dari bentuk lurus.
Energi rata-rata satu ikatan
hidrogen cukup besar untuk satu interaksi dipol-dipol (hingga 40 kJ/mol). Jadi,
ikatan hidrogen merupakan suatu gaya yang kuat dalam menentukan struktur dan
sifat-sifat dari banyak senyawa. Gambar 11.7 menunjukkan beberapa contoh ikatan
hidrogen.
Figure 11.7 Hydrogen bonding in water, ammonia, and hydrogen fluoride. Solid lines represent covalent bonds, and dotted lines represent hydrogen bonds. |
Bukti awal adanya ikatan hidrogen berasal dari kajian mengenai titik didih senyawa. Biasanya, titik didih sederet senyawa yang serupa yang mengandung unsur-unsur dalam golongan yang sama meningkat dengan meningkatnya massa molar. Tetapi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11.8, senyawa hidrogen unsur-unsur Golongan 5A, 6A, dan 7A tidak mengikuti kecenderungan ini. Dalam setiap deret ini, senyawa yang paling ringan (NH3, H2O, HF) memiliki titik didih tertinggi, bertentangan dengan dugaan yang didasarkan pada massa molar. Alasannya adalah adanya ikatan hidrogen yang meluas antara molekul-molekul dalam senyawa ini. Dalam padatan HF, misalnya, molekul-molekul tidak terdapat sebagai satuan tunggal; melainkan, molekul-molekul ini membentuk rantai zigzag panjang yang saling terikat oleh ikatan hidrogen:
Dalam wujud cair rantai
zigzag ini putus, tetapi molekul-molekul tetap saling berikatan hidrogen satu
sama lain. Molekul-molekul yang terikat melalui ikatan hidrogen lebih sulit
untuk dipisahkan, sehingga cairan HF memiliki titik didih tinggi yang tidak
biasa.
Kekuatan ikatan hidrogen ditentukan oleh interaksi
coulomb antara pasangan elektron bebas pada atom elektronegatif dan inti
hidrogen. Agak aneh mengetahui titik didih HF yang lebih rendah dari air. Fluorin
lebih elektronegatif dibandingkan oksigen, sehingga diharapkan ikatan hidrogen
yang lebih kuat terdapat dalam cairan HF daripada dalam H2O. Tetapi
H2O termasuk unik karena molekul-molekulnya terlibat dalam empat
ikatan hidrogen antarmolekul, dan karena itu molekul H2O saling terikat
lebih kuat.
Gaya antarmolekul yang dibahas
sejauh ini semuanya bersifat tarik-menarik. Tetapi harap diingat, bahwa
molekul-molekul juga melakukan gaya tolak-menolak satu sama lain. Jadi bila dua
molekul saling mendekat, tolak-menolak antara elektron-elektronnya dan antar
intinya mulai berperan. Besarnya gaya tolak ini meningkat sangat tajam dengan
berkurangnya jarak molekul-molekul dalam fasa terkondensasi. Karena hal inilah
cairan dan padatan sangat sulit dimampatkan. Dalam fasa ini, molekul-molekul
sudah cukup dekat untuk bersentuhan satu sama lain, dan akan mencegah
pemampatan lebih jauh.
Referensi: Raymond Chang
Untuk materi kimia lainnya dapat Anda baca pada link berikut: KLIK DI SINI
Referensi: Raymond Chang
Untuk materi kimia lainnya dapat Anda baca pada link berikut: KLIK DI SINI
No comments:
Post a Comment